Tuesday, May 25, 2021

Sejarah RBTV


RBTV adalah stasiun televisi lokal atau regional di Indonesia, yang berdiri dan mengudara di Kota Yogyakarta dan melakukan siaran perdananya pada 15 Agustus 2004. RBTV merupakan singkatan dari Reksa Birama televisi yang berada dibawah naungan PT Reksa Birama Media.

Sejarahnya, Reksa Birama televisi, berdiri atas kerjasama PT Redjo Buntung Yogyakarta atau RB Group Jogja, dengan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Amikom Yogyakarta, yang sekarang bernama Universitas Amikom Yogyakarta, dan menurut sumber yang kami kutip, bahwa RBTV memiliki kantor pusat yang tertera berikut ini.

dan menurut kutipan Gudeg.net, bahwa RB TV memiliki jangkauan siaran meliputi Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo, Muntilan, Magelang, Klaten, Purworejo, dan Boyolali.

Dengan adanya otonomi daerah, RBTV bersemangat menciptakan TV yang sesuai dengan budaya dan tujuan wisata, dan seseuai dengan masyarakat Jogjakarta sebagai kota pelajar.

dengan berslogan asli Jogja, RBTV menekankan penyajian program acaranya yang lebih mengedepankan nilai nilai asli masyarakat Jogja, yaitu sopan, humoris, cerdas dan ramah. Selain itu, slogannya bermakna bahwa RBTV benar bercirikan khas Jogja. Hal ini tertulis pula pada visi misi RBTV, dimana RBTV memiliki visi dan misi sebagai TV terdepan di Jogjakarta dengan mengedepankan profesionalisme, kreativitas, martabat dan nilai-nilai budaya Jogjakarta, dan Memberikan siaran TV yang selain bersifat menghibur tetapi sekaligus mencerdaskan masyarakat.

Dikutip dari Wikipedia, bahwa sejak tanggal 1 Maret 2012, RBTV adalah stasiun televisi lokal di bawah naungan Kompas TV atau dengan kata lain bahwa RBTV berafiliasi dengan Kompas TV, yang menjadikan jadwal mengudara RBTV yang sebelumnya dari pukul 10.00 WIB-24.00 WIB, kini menjadi pukul 04.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB menyesuaikan dengan siaran Kompas TV.

Setelah RBTV telah menjadi mitra siaran Kompas TV, stasiun relaynya yang sebelumnya berada di kantor pusat RBTV, Jl. Jagalan No. 36 Yogyakarta, dipindahkan ke kompleks pemancar televisi di wilayah Dusun Ngoro-Oro, Patuk, yang dikatakan memiliki kekuatan pemancar sebesar 30 KW, sehingga siaran RBTV mampu menjangkau wilayah Yogyakarta, Solo, hingga Magelang, Jawa Tengah pada frekuensi analog 40 UHF. Pada saat video ini dibuat, sumber yang kami kutip belum menginformasikan ketersediaan frekuensi digital teresterialnya.. bagi anda yang ada di wilayah siarnya, silahkan info updatenya di kolom komentar.



Sunday, May 23, 2021

Cerita di dirikannya BBS TV, dulu bernama Bios TV

BBSTV, yang merupakan singkatan dari Bama Berita Sarana Televisi, yang sebelumnya pernah bernama BIOSTV, adalah salah satu stasiun televisi berjaringan di Indonesia yang berkantor pusat di Surabaya dan Jakarta.


Sejarahnya, pada tanggal 1 September 2008, izin mengudaranya BBSTV,diperoleh secara lokal di Surabaya. dan mendapatkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran, pada Oktober 2009, berdasarkan keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor: 371/KEP/M.KOMINFO/10/2009. mengudara tiap hari pada pukul 04.00-24.00 WIB, yang menjangkau Kota Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Lamongan, Kamal, Pasuruan, Bangkalan, Malang, dan Kediri, serta bersiaran di Jabodetabek melalui siaran digital dan tersiar melalui satelit Palapa pada masa itu, dimana update pada saat video ini dibuat, BBS TV untuk tv digital satelitnya dapat disaksikan melalui satelit Telkom 4 jalur c band secara free to air, dan melalui satelit SES 9 jalur ku band pada Pay tv Nexparabola.

Kemudian, Pada tanggal 1 Oktober 2015, BBSTV berganti nama menjadi BIOSTV. Menurut sumber yang kami kutip, bahwa perubahan namanya, sebagai usaha memberikan sarana informasi kepada masyarakat Surabaya dan sekitarnya, untuk dapat mengonsumsi informasi yang bermutu dalam bidang politik, ekonomi, agama, pendidikan, hukum, sosial, dan hiburan yang sifatnya informatif, komunikatif, edukatif, dan tetap menjadi sebuah produk kreatif, yang mampu menghibur khalayaknya pada media pertelevisian.

Dikatakan bahwa, BIOSTV telah meraih kesuksesannya menjadi salah satu televisi berjaringan di Jawa Timur, Hal ini dibuktikan dari televisi jaringan yang dimilikinya, berhasil mengembangkan program-program dari daerah masing-masing, disisi lain, yang direlay hanya program-program tertentu.

Terhitung Pada tanggal 30 Agustus 2017, BIOSTV berganti nama kembali menjadi BBSTV, di iringi mengudara BBSTV di Jabodetabek, melalui kanal digital dan melalui satelit Palapa D pada saat satelit Palapa D masih mengorbit.

Selanjutnya, mulai Februari 2020, program-program siaran BBS TV, juga sudah bisa disaksikan melalui Celebes TV di Makassar.

BBS TV memiliki visi Menjadi stasiun televisi yang mampu menciptakan kedekatan dan rasa memiliki di kalangan stakeholder yang mampu berkontribusi positif bagi peningkatan wawasan dan kecerdasan berpikir, dan memiliki misi Menghasilkan Program acara yang berkualitas dan bernilai tambah, membangun keterikatan dengan penonton dan masyarakat melalui berbagai platform kegiatan, Menjalin hubungan baik yang saling menguntungkan dengan stakeholders, mengembangkan kapasitas dan keterampilan sumber daya demi kemajuan bersama.


Friday, May 21, 2021

Youtube akan menggantikan TV ??

Bila jawaban pribadi, Youtube akankah menggantikan tv ?? jawaban saya adalah tidak. karena Youtube bukan tv, dan tv bukan Youtube. Tapi youtube bisa di nonton di tv, dan Stasiun tv ada channel Youtubenya, jadi saling melengkapi. Bila mengenai akankah keberadaan Youtube dapat menjadikan berkurangnya kita menonton tv ?? jawabannya iya. di keluarga kami saat sekarang sudah jarang nonton televisi, dikarenakan menonton Youtube. yang masih banyak waktunya menonton tv adalah kakek dan nenek kami karena mereka tidak memiliki smartphone. Tapi kami pun semua masih tetap nonton tv, tapi tidak se sering beberapa tahun yang lalu, misal hanya nonton apabila live pertandingan olahraga, ataupun ada live debat politik, ataupun ada siaran langsung lainnya yang lebih nyaman nonton lewat televisi, baik melalui uhf maupun parabola, karena tanpa buffering.



Tapi sebenarnya, bukan karena Youtube saja, tapi karena zaman sekarang sudah banyak pilihan hiburan, baik dari Youtube, game maupun dari media sosial.

Pada pembahasan ini, sebenarnya ada 3 elemen yang saling menguntungkan, yaitu Youtube untung mendapatkan konten karena stasiun tv memiliki channel Youtube, Stasiun tv untung dari monetisasi di Youtube, dan produsen Smart tv untung akan hal hal tersebut, dikarenakan semakin tingginya penjualan smart tv di dunia, tapi entah sampai kapan, dikarenakan penjualan smartphone lebih merajalela, kita lihat nanti.

Berikut ini, kami mengutip dari beberapa media online mengenai hal ini.

dikutip dari tekno.kompas.com edisi 31 oktober 2017, pada judul artikelnya yaitu Youtube mulai gantikan televisi di Amerika Serikat, bahwa CEO Google, Sundar Pichai mengumumkan hasil risetnya, bahwa jumlah rumah tangga di Amerika serikat yang menonton YouTube melalui smart tv yang terkoneksi dengan internet, naik sebesar 70 persen dalam kurun satu tahun terakhir.
Dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, dengan banyaknya penonton Youtube melalui smart tv yang dimilikinya, itu artinya..semakin sedikit waktunya untuk menonton channel tv.

Kutipan berikutnya, menyebutkan bahwa, pergeseran  perilaku pengguna televisi ini tentunya akan mengancam bisnis televisi tradisional ke depannya. Namun, belakangan ini diketahui bahwa beberapa stasiun TV swasta justru memiliki channel YouTube sebagai saluran resmi yang menayangkan siaran ulangnya. dari kutipan tersebut, seperti yang kami katakan tadi, bahwa Youtube dan stasiun tv saling melengkapi.

Dikutipan berikutnya pada judul artikel ada youtube, bagaimana masa depan televisi, bahwa Durasi waktu menonton di YouTube juga cenderung terus meningkat, sementara TV sebaliknya. Bukan tidak mungkin suatu ketika YouTube bisa menyalip TV sebagai pilihan utama dalam menyaksikan konten video.

pada kutipan kompasiana, bahwa orang beralih dari televisi ke Youtube, karena Youtube memudahkan mereka mencari konten yang menarik bahkan yang dibutuhkan, seperti hiburan, tutorial, edukasi, informasi terkini, bahkan siaran langsung televisi.

Selain itu, ada hal menarik dengan youtube oleh banyak orang, utamanya para konten kreator, yaitu dikarenakan melalui platform Youtube, sudah bisa berkreasi dan menghasilkan uang, seperti channel enbizi par, yang syukur telah di monetisasi juga dan mendapatkan penghasilan tambahan untuk menjalani hidup.

Kutipan berikutnya, yaitu pada tribunnews.com edisi 31 oktober 2017 lalu, menyebutkan bahwa Bos Google sebut Youtube mulai gantikan televisi, yang isi artikelnya sama saja dengan yang ada pada kutipan pertama tadi, yang menyebutkan bahwa sejumlah rumah tangga di amerika serikat lebih menonton Youtube melalui smart tivinya, dibandingkan menonton tv tradisional.

Dari hal tersebut semua, apakah menurut anda Youtube akan benar benar bersaing dengan tv konvensional atau tv tradisional, ataukah tetap saling melengkapi dan saling memanfaatkan ? berikan pendapat anda di kolom komentar.


Sejarah RBTV

RBTV adalah stasiun televisi lokal atau regional di Indonesia, yang berdiri dan mengudara di Kota Yogyakarta dan melakukan siaran perdananya...